Dalam konten ini kami akan menjelaskan tentang sebuah rangkaian Kontrol PID unuk engatur suhu yang di dalam rangkaian ini terdapat rangkaian driver, PID, Pengkondisi Sinyal, dan Catu daya. Yang pertama kami kan menjelaskan tentang rangkaian Catu Daya
Catu daya merupakan suatu Rangkaian yang paling penting bagi sistem elektronika. Ada dua sumber catu daya yaitu sumber AC dan sumber DC. Sumber AC yaitu sumber tegangan bolak - balik, sedangkan sumber tegangan DC merupakan sumber tegangan searah. Sumber Tegangan Bila diamati sumber AC tegangan berayun sewaktu-waktu pada kutub positif dan sewaktu-waktu pada kutub negatif, sedangakan sumber AC selalu pada satu kutub saja, positif saja atau negatif saja. Dari sumber AC dapat disearahkan menjadi sumber DC dengan menggunakan rangkaian penyearah yang di bentuk dari dioda.
Rangkaian penyearah sudah cukup
bagus jika tegangan ripple-nya kecil, namun ada masalah stabilitas.
Jika tegangan PLN naik/turun, maka tegangan outputnya juga akan
naik/turun. Jika arus semakin besar ternyata tegangan dc keluarnya
juga ikut turun. Untuk beberapa aplikasi perubahan tegangan ini cukup
mengganggu, sehingga diperlukan komponen aktif yang dapat meregulasi
tegangan keluaran ini menjadi stabil.
Rangkaian
Penyearah Biasanya output dari rangkaian diberi suatu filter
kapasitor untuk menghilangkan riak sehingga diperoleh tegangan DC yang
stabil. Untuk itu diperlukan suatu regulator tegangan yang berfungsi
untuk menjaga agar tegangan bernilai konstan pada nilai tertentu.
Regulator tegangan ini biasanya berupa IC dengan kode 78xx atau 79xx.
Untuk seri 78xx digunakan untuk regulator tegangan DC positif,
sedangkan 79xx digunakan untuk regulator DC negatif. Nilai xx
menandakan tegangan yang akan diregulasikan. Misalnya kebutuhan sistem
adalah positif 5 volt, maka regulator yang digunakan adalah 7805. IC
regulator ini biasanya terdiri dari tiga pin yaitu input, ground dan
output. Dalam menggunakan IC ini tegangan input harus lebih besar
beberapa persen (tergantung pada data sheet) dari tegangan yang akan
diregulasikan.
SKEMA
LAYOUT PCB
Prinsip Kerja
Kami
menggunakan trafo sebesar 2A sebagai pencatu pada rangkaian. Pada
rangkaian power supply ini terdapat diode bridge yang berfungsi
sebagai penyearah arus. Output dari penyearah arus akan di filter
untuk menghasilkan tegangan DC yang stabil. Rangkaian supply ian ini
akan menghasilkan tegangan 5V,12V, -12V dengan menggunakan regulator.
Untuk menghasilkan 5 V kami menggunakan ic 7805. Sedangkan untuk
mengasilkan tegangan 12 V kami menggunakan ic 7812 dan untuk
menghasilkan tegangan -12 V kami menggunakan ic 7912. Untuk
menghasilkan tegangan 6 V, kami hanya menggunakan pembagi tegangan
dengan tegangan AC sebesar 12 V dan resistor yang digunakan adalah
1KΩ. sesuai dengan rumus pembagi tegangan yaitu :
- Driver
Driver
(Actuator Ac) terdiri dari 3 sub system yaitu: zero croosing
detector, line synchronized ramp generator, dan AC switch. Masing –
masing sub system memiliki cara kerja sebagai berikut:
A. Zero crossing detector
A. Zero crossing detector
System
ini terdiri atas 2 op-amp yang berfungsi sebagai komparator dengan
inputan gelombang AC sebesar 6 volt dan ground sebagai referensinya.
Op-amp pertama akan menghasilkan output sebesar 12Volt – 2 volt = 10
volt (tegangan saturasi positif op-amp) saat tegangan AC pada fasa
positif. Sedangkan tegangan output sebesar -12volt + 2 volt = -10volt
(tegangan saturasi op-amp) saat tegngan Ac pada fasa negative. Op-amp
kedua bekerja berkebalikan dengan op-amp pertama yaitu: pada saat
op-amp pertama menghasilkan tegangan output positif maka op-amp kedua
menghasilkan tegangan output negative dan sebaliknya. Frekuensi output
op-amp yang dihasilkan memiliki ferkuensi sama dengan jala – jala
listrik PLN (50Hz). Gelombang kotak ini kemudian diteruskan oleh
kapasitor yang berfungsi untuk meneruskan tegangan AC dan menahan
tegangan DC. Setelah itu, gelombang kotak akan diteruskan fasa
positifnya dengan dioda yang akan dimasukan pada rangkaian line
synchronized ramp generator.
B. Line synchronized ramp generator
Rangkaian ini merupakan rangakaian
op-amp integrator yang kapasitornya dapat dihubung singkatkan dengan
menggunakan transistor. Rangkaian ini memanfaatkan waktu pengisian dan
pengosongan kapasitor. Rangkaian op-amp integrator diberi tegangan
input sebesar -12volt agar didapatkan output berfasa positif. Waktu
pengosongan kapasitor berdasarkan pada arus yang mengalir pada basis.
Frekuensi switching transistor sebesar 60 Hz yang didapatkan dari
rangkaian zero crossing detector. Pada saat transistor ON, maka
kapasitor seakan-akan terhubung singkat sehingga tegangannya menjadi
nol volt. Pada saat transistor OFF kapasitor akan mengisi kembali.
Grafik dari rangkaian ini dapat dilihat melalui osiloskop berupa
gelombag gigi gergaji.
C. AC switching
Rangkaian ini merupakan driver
utama yang berhubungan langsung dengan tegangan yang akan dikontrol
yaitu tegangan AC lampu pijar. Pada rangkaian ini digunakan op-amp
sebagai komparator antara gelombang gigi gergaji dan tegangan keluaran
kontroler. Output komparator ini berupa sinyal PWM yang dapat diatur
lebar pulsanya sesuai dengan tegangan dari kontroler. Untuk
menghubungan PWM yang dihasilkan dengan tegangan AC lampu pijar maka
perlu digunakan opto triac yang berfungsi untuk men-triger triac. Triac
akan ON pada saat gate diberi tegangan sehingga arus akan mengalir ke
beban (lampu pijar) menyebabkan lampu menyala, begitu sebaliknya.
Skema Rangkaian
LAYOUT
Gambar Gelombang Keluaran pada OSC
1. Pada Titik A
2. Pada Titik D
3. Pada Titik F
4. Pada titik I
- PID
PID controller
adalah controler yang banyak digunakan dalam industrisistem kontrol.
Sebuah kontroler PID menghitung error sebagai perbedaan antara
diukur variabel proses dan diinginkan setpoin. Controller berupaya
untuk meminimalkan kesalahan dengan menyesuaikan proses input kontrol.
Dengan tidak adanya pengetahuan tentang proses yang mendasari,
kontroler PID adalah kontroler yang terbaik. Namun, untuk kinerja
terbaik, parameter PID yang digunakan dalam perhitungan harus di setel
sesuai dengan sifat sistem.
Proporsional, K p
Proporsional, K p
Nilai yang lebih besar biasanya
berarti tanggapan yang lebih cepat karena kesalahan yang lebih besar,
semakin besar kompensasi istilah proporsional. Keuntungan yang
proporsional terlalu besar akan menyebabkan ketidakstabilan dan proses
osilasi.
Integral , K i
Nilai
lebih besar menyiratkan kesalahan steady state lebih cepat
dieliminasi. Trade-off overshoot yang lebih besar: setiap kesalahan
negatif terpadu selama respon transien harus diintegrasikan pergi oleh
kesalahan positif sebelum mencapai kondisi mapan.
Derivatif, K d
Penurunan
lebih besar nilai overshoot, tetapi memperlambat respon transien dan
bisa mengakibatkan ketidakstabilan karena amplifikasi sinyal noise
dalam diferensiasi kesalahan.
Tuning loop
kontrol adalah penyesuaian parameter kontrol (keuntungan / band
proporsional, keuntungan integral / reset, keuntungan derivatif /
rate) dengan nilai-nilai optimum untuk respon kontrol yang diinginkan.
Stabilitas (osilasi dibatasi) merupakan kebutuhan pokok, tapi lebih
dari itu, sistem yang berbeda memiliki perilaku yang berbeda, aplikasi
yang berbeda memiliki kebutuhan yang berbeda, dan beberapa konflik
desiderata. Selanjutnya, beberapa proses memiliki tingkat
non-linearitas dan parameter yang bekerja baik pada kondisi beban
penuh-tidak bekerja ketika proses ini dimulai dari tanpa beban-; ini
dapat dikoreksi dengan penjadwalan keuntungan (menggunakan parameter
yang berbeda di berbagai operasi daerah). Pengendali PID sering
memberikan kontrol yang diterima bahkan tanpa adanya tuning, tetapi
kinerja secara umum dapat ditingkatkan dengan tuning hati-hati, dan
kinerja mungkin tidak bisa diterima dengan tuning miskin.
Skema
Cara kerja
PID
adalah gabungan antara kontroler Proportional(P), Integral (I), dan
Derivative (D). kontroler Proportional digunakan untuk mempercepat
respon terhadap error yang sedang terjadi (present time). Kontroler
integral digunakan untuk mengurangi error steady state dengan cara
mengakumulasikan error selama selang waktu tertentu (Past time).
Kontroler derivative bekerj dengan cara memprediksi error yang akan
terjadi berdasarkan perubahan error yang telah terjadi (Future time). Dengan
menggabungkan ketiga kontroler tersebut secara parallel, maka akan
diperoleh respon masing – masing kontroler. Respon yang dihasilkan
dari kontroler PID ialah cepat(kontroler proportional), memperbaiki
respon (kontroler integral) , dan mempercepat waktu mantap (kontroler
Derivative). Dengan menggunakan kontroler PID akan mendapatkan suatu
respon yang baik dalam pengontrolan system agar sesuai dengan yang kita
harapkan.
- Pengkondisi sinyal
Pengkondisi sinyal, digunakan untuk
mengkondisikan sinyal keluaran dari sensor agar bisa digunakan. Misal
menggunakan sensor lm35 (pengukur suhu). Dari datasheetnya lm35
mengeluarkan tegangan 10mV/0c. untuk mengukur suhu dari 0-500c maka
keluaran dari lm35 adalah 0-0.5volt, sehingga apabila langsung
digunakan atau dikoneksikan dengan mikro atau komputer, tidak akan
bisa dibaca. Oleh karena itu, digunakanlah rangkaian pengkondisi
sinyal, yang mana rangkaian ini bisa digunakan untuk menguatkan atau
melemahkan sinyal masukan dari sensor atau bahkan mengeser (span).
Skema Rangkaian
LAYOUT
Sensor yang digunakan adalah LM 35
yang memiliki output 10 mV tiap kenaikan 1⁰C. Pada suhu 20⁰C, LM 35
memiliki output sebesar 200 mV dan pada suhu 80⁰C LM 35 memiliki
output sebesar 800 mV. Oleh karena itu diperlukan rangkaian op-amp
agar pada output 200 mV LM 35 tegangan output op-amp sebesar 0 Volt
dan pada suhu 80⁰C output op-amp sebesar 10 Volt. Rangkaian op amp yang
pertama merupakan rangkaian op-amp inverting yang mengalikan Vin
sebesar 10 kali.
Out = 0V - 10V
Karena batas bawah 0,2;0 maka
sehingga
Dari persamaan di atas dapat kita ketahui
Jadi, dalam rangkaian pengkondisi sinyal ini memilki nilai pengurang sebesar 3,33 volt
Untuk
mengatur pengkondisi sinyal maka diperlukan buffer . untuk
menghasilkan masukan sebesar 20mV maka secara matematis dapat dihitung
yaitu
Kemudian
rangkaian pengurang pada pengkondisi sinyal kita set 0, namun hanya
bisa diset 0,023 v sehingga 0,333 v – 0,023 v =0,31 v
Setelah itu 0,31 v- 3,33 v = -3,02 v. ini merupakan output saat input diberi masukan sebesar 20 mV.
Jadi apabila diberi input sebesar 200mV maka output akan 0 V .